Sabtu, 14 November 2009

Kerudung



















Pada suatu sore yang cerah setelah mandi dan rapi, dari dalam rumah Qia melihat ke arah luar. Dia melihat beberapa anak tetangga sedang bermain. Tiba-tiba dia berkata,
"Mbak Ika kan perempuan, kok gak pake kerudung? Ibunya juga gak pake kerudung? Mbak Dina juga gak pake kerudung, ibunya gak pake kerudung?"

Mendengar perkataannya sejenak aku terdiam. Rupanya dia sedang melihat fenomena yang terjadi di luar rumah dengan yang selama ini kami ajarkan di rumah bertentangan satu sama lain. Selama ini kami (aku dan suami) menekankan bahwa perempuan harus pake kerudung. Yang tidak pake kerudung adalah laki-laki. Dari perkataannya yang polos, aku segera menebak bahwa dia sedang berpikir adanya pola contoh atau figur dari ibu ke anak.

Setelah berpikir-pikir sejenak, akhirnya aku berkata, "Mbak Dea juga gak pake kerudung, ibunya gak pake kerudung. Mbak Tina gak pake kerudung, ibunya juga gak pake kerudung. Tapi Qia ikut bunda aja, ya. Bunda pake kerudung, Qia pake kerudung...."

Semenjak kejadian itu, ketika akan keluar rumah Qia tak lupa memakai kerudung. Karena dia melihat aku sebagai ibunya juga selalu memakai kerudung jika keluar rumah. Tak sadar kita sebagai orang tua adalah figur pertama yang dijadikan anak sebagai panutan untuk bertingkah laku.

Terima kasih kepada Qia yang telah percaya kepada Bunda...

(Semua nama telah disamarkan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar