Rabu, 21 Oktober 2009

Beginilah Nasib Warga Palestina di Pengungsian

Di negeri sendiri warga Palestina teraniaya oleh penjajahan Zionis, di pengungsian nasib mereka juga memprihatinkan. Banyak warga Palestina yang meninggal dunia di kamp-kamp pengungsian karena kondisi pengungsian yang buruk dan tidak layak sebagai tempat hidup.

Seorang perempuan Palestina bernama Suad Abdul Qadir Al-Hallaq dikabarkan meninggal dunia hari Kamis (9/7) di kamp pengungsian Al-Waleed yang terletak di dekat perbatasan Irak-Suriah. Pada Jumat pekan sebelumnya, pengungsi Palestina bernama Shihada Mohammad Abu Hamad juga meninggal dunia di kamp pengungsi yang sama.

Keduanya meninggal karena sebab yang sama, kondisi kesehatan yang buruk dan tidak segera mendapatkan perawatan medis yang layak. Abu Hamad tak tertolong nyawanya karena terlambat mendapatkan perawatan medis dan terbatasnya peralatan kesehatan di klinik yang tersedia di kamp pengungsian Al-Waleed. Sedangkan Suad Abdul Qadir meninggal dunia karena kondisi kesehatannya menurun tajam saat mengantri bersama ratusan pengungsi lainnya di perbatasan Irak-Suriah. Suad, yang sebelumnya menjadi pengungsi di Irak meninggalkan Negeri 1001 malam itu karena situasi keamanan di Irak.

Menurut organisasi Palestinian Union for Palestinian Refugees, sedikitnya ada 1.600 pengungsi Palestina di kamp pengungsian Al-Waleed. Sebagian dari mereka sudah diungsikan ke berbagai negara antara lain Swedia, Norwegia dan AS. Bulan Agustus besok, sebanyak 39 pengungsi rencananya akan diimigrasikan ke Sudan.

Palestinian Right to Return Coalition menyebutkan, sebelum invasi AS ke Irak, terdapat 34.000 pengungsi Palestina di Irak. Setelah AS menjajah Irak, banyak pengungsi Palestina yang mengalami pelecehan, menghadapi ancaman deportasi, ditangkap tanpa tuduhan yang jelas, diculik, disiksa dan dibunuh sehingga mereka banyak yang ingin pindah mengungsi ke negara lain.

Para pengungsi Palestina itu menuju ke negara terdekat dengan Irak yaitu Suriah dan Yordania. Tapi banyak para pengungsi Palestina yang kesulitan masuk ke kedua negara tersebut karena masalah ijin dan hanya bisa menunggu di perbatasan.

Saat ini, para pengungsi Palestina tersebar di beberapa kamp pengungsi di sekitar Irak, Suriah dan Yordania. Kamp-kamp pengungsi itu antara lain;

1. Kamp pengungsi Al-Hol, di wilayah Suriah yang berbatasan dengan Irak. Kamp pengungsi ini awalnya didirikan oleh badan pengungsi PBB, UNHCR pada tahun 1991 untuk menampung warga Irak yang mengungsi akibat penindasan pasca Perang Teluk. Sekarang, kamp pengungsi ini menampung sekitar 305 orang Palestina dan status hukum kamp pengungsi ini tidak jelas di bawah tanggung jawab siapa.

2. Kamp pengungsi Al-Tanaf, berlokasi di wilayah tak berpenghuni di perbatasan Suriah. Di kamp ini terdapat 340 orang pengungsi Palestina yang sudah menetap sejak Mei 2006. Belakangan, jumlah pengungsi Palestina di kamp ini bertambah menjadi 437 orang setelah otoritas pemerintah Suriah menempatkan 97 warga Palestina baru yang berasal dari Irak ke kamp tersebut, karena dianggap telah memalsukan dokumen saat masuk ke Suriah.

Kamp pengungsi ini tidak memiliki fasilitas klinik kesehatan, padahal 10 persen dari jumlah pengungsi membutuhkan perawatan medis. PBB sama sekali tidak memberikan bantuan pada kamp pengungsi ini. Para pengungsi selama ini diurus oleh organisasi-organisasi kemanusiaan lokal.

3. Kamp pengungsi Al-Walee, berlokasi di wilayah Irak yang berbatasan dengan negara Suriah. Kamp pengungsi ini dibangun pada Desember, 2006 dan sekarang menampung sekitar 1.560 pengungsi Palestina. Kamp pengungsi Al-Waleed terletak di kawasan pedalaman dan tak seberapa jauh dari kamp pengungsi Al-Tanaf. Organisasi lokal dan Palang Merah Internasional serta UNHCR membantu memberikan kebutuhan para pengungsi seperti selimut, tenda, makanan dan kebutuhan lainnya.

4. Kamp pengungsi Al-Ruweished, terletak di wilayah Yordania sekitar 70 kilometer jaraknya dari perbatasan dengan negara Irak. Kamp pengungsi ini dibangun pada tahun 2003 dan menampung bukan hanya pengungsi Palestina, tapi juga warga Irak, warga kurdi Iran dan warga Somalia yang mengungsi karena kondisi di negaranya masing-masing.

Sebagian besar para pengungsi di kamp ini, yang bukan pengungsi Palestina, bisa berimigrasi ke negara lainnya seperti Australia, Kanada, Denmark, Selandia Baru, Swedia dan AS dengan proses yang cepat. Berbeda dengan pengungsi Palestina yang sulit mendapatkan akses untuk dipindahkan ke negara lain, bahkan ada 148 pengungsi Palestina yang sudah menunggu lebih dari empat tahun di kamp pengungsi Al-Ruweished tapi belum juga diungsikan ke salah satu negara tersebut. Sebagian mereka akhirnya mendapatkan suaka dari negara Kanada dan Brazil. Sumber : www.eramuslim.com

Sabtu, 10 Oktober 2009

Si Kecil takut Neraka





Sebuah riwayat menyatakan bahwa ada seorang lelaki tua sedang berjalan-jalan di tepi sungai, ketika berjalan-jalan, dia mendapati seorang anak kecil sedang mengambil wudhu' sambil menangis.
Dia pun berkata, "Wahai anak kecil kenapa kamu menangis?"
Maka berkata anak kecil itu, "Wahai bapak, saya telah membaca ayat al-Qur'an sehingga sampai kepada ayat yang berbunyi, "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu quu anfusakum" yang bermakna " Wahai orang-orang yang beriman, jagalah olehmu sekalian akan dirimu." Saya menangis sebab saya takut akan dimasukkan ke dalam api neraka."

Berkata orang tua itu, "Wahai anak, janganlah kamu takut, sesungguhnya kamu terpelihara dan kamu tidak akan dimasukkan ke dalm api neraka."
Berkata anak kecil itu, "Wahai bapak, bapak adalah orang yang berakal, tidakkah bapak lihat kalau orang menyalakan api maka yang pertama sekali mereka akan letakkan ialah ranting-ranting kayu yang kecil dahulu kemudian baru mereka letakkan yang besar. Jadi tentulah saya yang kecil ini akan dibakar dahulu sebelum dibakar orang dewasa."

Berkata orang tua itu, sambil menangis, "Sesungguh anak kecil ini lebih takut kepada neraka daripada orang yang dewasa maka bagaimanakah keadaan kami nanti?"

Rabu, 07 Oktober 2009

Perbandingan Gempa Padang, Bengkulu dan Jogja

Membandingkan tiga gempa yang menelan korban manusia ini mungkin dapat memberikan pembelajaran tersendiri. Ketiga gempa ini terjadi dalam waktu yang tidak cukup jauh jedanya, hampir semuamasih dalam ingatan kita.
  • Gempa Jogja (M6.3) Sabtu, Mei 27, 2006 jam 5:53:58 pagi
  • Gempa Padang (M6,4) Selasa, Maret 6, 2007 jam 10:49:39 pagi
  • Gempa Bengkulu (M8.4) Rabo, September 12, 2007 at 06:10:26 sore

Sebenarnya ada juga gempa yang menelan korban di Selatan Jawa (Pangandaran) tetapi itu karena tsunami bukan akibat getarannya. Nah, kali ini kita lihat saja bagaimana getaran-getaran gempa itu berperilaku.

:( “Maksudte perilaku gempa itu apa ada gempa yang nakal gitu ya, pakdhe ?”
:D “Ya koyo kowe, nyekithis ngono kuwi. :P Yang lebih penting lagi adalah mengenali bagaimana gempa itu dapat mempengaruhi bangunan yang kita tempati thole”

Peta-peta gempa ini kalau dijejer-jejer akan mudah diketahui bagaimana penyebarannya, dan bagaimana polah tingkahnya.

padang-bengkulu-jogja.jpg

Gambar di atas ini memperlihatkan peta-peta yang membandingkan bagaimana getaran-getaran gempa ini menyebar di daratan. Gempa Bengkulu sebenarnya menyebar tetapi karena ini menggambarkan daratan maka getaran di pusat gempa (episenter) tidak digambarkan. Terlihat gempa Padang dan gempa Bengkulu memiliki kedalaman 30 Km. Sedangkan gempa Jogja hanya pada kedalaman 17.1 Km, sangat dangkal sekali. Energi gempa di Jogja ini terlihat terpusat. Lihat skala pembanding masing-masing peta ini tidaklah sama. Sehingga sangat terlihat bahwa getaran gempa jogja sangat terpusat pada tempat yang sangat sempit. Hal ini juga merupakan hal yang unik bagi ahli gempa seperti kata Pak Irwan yang menunjukkan bahwa lamanya gempa jogja yang hanya M6.3 ini dapat terekam hingga hampir 1 menit goyangannya, padahal biasanya gempa sebesar itu hanya terasa selama 20-30 detik saja.

figure-irwan.jpgPenjelasan mengapa gempa Jogja yang bergetar cukup lama ini memang karena adanya bounced wave, atau pantulan getaran-getaran gempa seperti yang digambarkan disebelah ini. Hal inipula yang dapat dipakai untuk menjelaskan mengapa penyebaran getaran gempa Jogja tidak menyebar ke seluruh penjuru dibandingkan dengan gempa Bengkulu dibawah ini.

padang-bengkulu-jogja-2.jpg

Getaran gempa Bengkulu menyebar jauuuh sekali, bahkan dilaporkan terasa hingga berjarak kira-kira 1000 Km (lihat gambar diatas). Sedangkan gempa Padang menyebar relatif lebih ke utara (Timur Laut). Penjalaran gelombang pada batuan keras juga terlihat pada gempa-gempa ini. Gempa bengkulu yang pusat hiposenternya pada kedalaman 30 Km (tentunya pada batuan yang sangat keras/Basement) sehingga relatif menyebar sangat jauh, karena kekuatannya juga yang sangat besar (M8.4). Gempa Jogja menyebar ke arah timur karena batuan kerasnya berada di sebelah timur dari pusat gempa. Sedangkan ke arah barat gelombang gelmpa Jogja terpantul-pantul hingga menyebabkan kerusakan hebat.

Korban pada gempa Jogja tercatat paling besar dengan jumlah lebih dari 5000 orang yang meninggal. Hal ini memang karena lokasinya pada tempat yang padat penduduknya. Lihat lingkaran-lingkaran itu menunjukkan banyaknya populasi di lokasi itu. Selain itu bangunan-bangunan di Jogja dan sekitarnya sudah banyak yang menggunakan konstruksi batu dibandingkan rumah-rumah di Bengkulu maupun di Padang. Konstruksi bangunan kayu memang lebih rentan terhadap gempa. Namun ciri bangunan moderen saat ni justru lebih banyak yang terusun oleh bahan bangunan yang keras (batu bata). Jadi seperti pepatah yang ditulis sebelumnya bahwa gempa itu tidak membunuh manusia, tapi bangunan yang buruklah yang melakukannya. Earthquake did not kill people, the bad building did it

Apakah sebaiknya membangun dengan bahan kayu ?

Pertanyaan ini tidaklah mudah dijawab. Bangunan kayu tentusaja saat ini menjadi mahal. Apalagi banyak ahli lingkungan yang akan menentang penebangan pohon-pohon yang menjadi pembersih uadara dan paru-paru dunia. Pembangunan bangunan konstruksi batu dengan penguatan tahan gempalah yang harus disosialisasikan di daerah rawan gempa ini.

:( “Trus nopo sing harus yang dipelajari, Pakdhe ?”

Jadi dari sini diambil beberapa pelajaran mengenai efek-efek gempa terhadap kehidupan manusia. Salah satunya bahwa gempa-gempa di Jawa yang disebabkan oleh patahan-patahan dangkal akan lebih mengkhawatirkan katimbang gempa-gempa di Sumatra. Patahan-patahan yang berbahaya di Jawa yang aktif ini banyak tertutup oleh endapan muda, atau berimpitan dengan endapan muda yang berpotensi untuk memantul atau amplifikasi getaran gempa. Amplifikasi ini sangat berbahaya dan mungkin akan sangat bersifat merusak.

Penelitian patahan-patahan di Jawa tentunya sangat penting untuk dilakukan untuk mengetahui “kematangan” -nya. Sehingga antisipasi kemungkinan “bangun“-nya potensi-potensi gempa ini dapat diketahui dengan lebih pasti. Namun bukan berarti bahwa meneliti patahan-patahan lain tidak diperlukan tentusaja.

(www.rovicky.multiply.com)

Membeli Cinta Anak

Oleh : M. Ihsan Abdul Djalil

Anda pernah dapat hadiah? Saya rasa semua orang pernah terima hadiah. Bisa dari bos, orang tua, istri atau suami, teman baik, atau dari siapa saja. Tapi hadiah yang saya terima kali ini sungguh luar biasa. Mungkin ini akan menjadi yang terindah dalam hidup saya.
Malam itu saya baru datang dari luar kota. Seperti biasa, begitu masuk garasi, anak-anak menyambut dengan heboh. Tiba-tiba Faris (anak kedua, sekarang kelas 1 SD) mendekat, “Ayah, aku ada hadiah buat ayah”.
“Oh ya, apa mas?”. Penasaran.

Faris berlari masuk rumah dan sebentar kemudian menyodorkan selembar kertas.
“Wah, mas, ini bagus sekali. Mas Faris yang membuatnya?”
“Iya, soalnya aku kangen. Terus aku buat kreasi untuk ayah”.
“Hebat kamu mas, terima kasih ya”.
Sambil memasuki rumah, saya pandangin terus lukisan pemberian Faris. Temanya laut. Ikan dan tumbuhannya dibuat dari kertas, digunting, lalu ditempelkan dengan lem untuk membuat kesan timbul. Hmm.. anakku kangen? Padahal saya keluar kota hanya nginap semalam.
Pojok kiri atas Faris menulis, “Dari Faris Untuk Ayah”. WOW
Sementara anak-anak lain di luar kamar, Faris terus membuntuti. Kelihatan sekali dia lagi kangen berat. “Mas, napa sih kamu kangen sama ayah?”.
Faris terus lengket menggandeng saya, “Soalnya enak kalau ada ayah. Ada yang ajak main”.
Main? Di rumah ada 3 saudaranya, ada ibunya juga. Tiap hari juga main, tapi kangen saya karena menjadi teman mainnya? Begitulah cinta anak. Tak bisa kita membelinya dengan uang, pakaian, atau hadiah paling mahal sekalipun. Anak menerjemahkan cinta orang tua berdasar waktu berkualitas yang kita berikan. Kalau kita terus sibuk, tak pernah ada waktu bersama, mereka mengartikan kita sedang tak mencintainya. Anak butuh waktu kita. Dan itulah pemberian saya yang membuat Faris jatuh cinta.

Saya masih ingat pagi dimana saya sengaja mengalah saat badminton dengan skor tipis: 21-19. Faris dengan bangga menceritakan kemenangannya itu ke semua penghuni rumah. Kakak adiknya, ibunya, semua dikabari, “Aku tadi bisa ngalahkan ayah”. Gubrakkss… “Iya nih, Faris tambah hebat sekarang. Masa ayah bisa kalah”, saya sengaja nambahin karena kakak adiknya terkesan tak percaya. Lha masa belum genap 7 tahun bisa ngalahkan ayahnya. Hil yang mustahal, hehe..

Begitulah saya “membeli” cinta anak. Bukan dengan uang. Hanya waktu. Mainan robot mahal dari saya sekarang hanya ditaruh di kamarnya. Saat menerima memang dia terlihat senang, lalu dilupakan begitu saja. Tapi 20 menit badminton sehabis subuh, membuat saya begitu dirindukannya. Dan ketika anak lelaki sudah mencintai figur ayahnya, saya menjadi sangat powerful di hadapan dia. Saya bisa meminta dia melakukan apapun yang saya ingin dia melakukannya. Karena cinta.

Catatan:

Lukisan indah tersebut sekarang jadi wallpaper laptop saya, sebagai reminder, sesibuk apapun saya harus luangkan waktu untuk anak, karena itulah wujud cinta kita, dan dia sangat membutuhkannya.


(www.baitijannati.wordpress.com)